Apa, Mengapa, dan Bagaimana PhD?[1]
 
Tulisan ini merupakan tulisan pertama dari elaborasi terhadap tulisan saya Langkah-langkah Melanjutkan PhD di Inggris dengan Beasiswa LPDP
Dalam pengelompokan cara belajar manusia menjadi empat tipe, saya tergolong orang yang theorist. Amat susah bagi saya untuk memulai sesuatu apabila belum mempelejari teorinya (dalam bentuk apapun). Termasuk juga dalam melakukan PhD. Sebelum saya memulainya, saya browsing ke sana ke mari dan bertanya ke sana ke sini tentang apa itu sebenarnya PhD.
Nah, apa yang akan saya tuliskan di bawah sebenarnya adalah hasil browsing dan bertanya tersebut[2]. Ada juga buku yang saat ini saya baca berjudul “How to Get PhD”, hanya saja belum selesai saya baca, sehingga belum bisa saya bagikan secara utuh pesan-pesan di dalamnya.
Saya mengerti, karena ini merupakan kajian pra-PhD, maka akan ada perubahan dari tulisan ini nanti setelah saya benar-benar memulainya, atau mungkin saja mendapat kritikan/masukan dari orang-orang yang sedang atau sudah melaksanakan PhD (yang sebenarnya sangat saya harapkan).
Apa itu PhD?
PhD adalah gelar yang diberikan kepada mereka yang berhasil menyelesaikan pendidikan strata 3 (doktoral atau sering disebut di Indonesia dengan ”S3”), dan merupakan singkatan dari Doctor of Philosophy. PhD merupakan gelar internasional. Perguruan-perguruan tinggi di tanah air tidak diperkenankan memberikan gelar PhD karena belum diakui dunia internasional. Karenanya, gelar yang diberikan di Indonesia hanyalah Dr. (doktor) bukan PhD. Tapi, itu hanya soal gelar. Baik di Indonesia atau pun di luar negeri, seseorang yang sudah menyelesaikan program doktoral tetap saja dipanggil “doktor”.
Untuk mengetahui standar apa yang harus dicapai untuk mendapatkan gelar PhD, berikut saya kutipkan langsung dari halaman 16 buku panduan akademik dari School saya (School of Engineering and Geosciences):
The programme aim is to provide research training, to equip students with the knowledge, skills and experience to proceed to a successful independent research career in their chosen aspect of civil engineering and/or the geosciences. Accordingly, the objectives of the programme are:
• To assist students in defining, in detail, a suitable topic of research in which successful original investigations and tests of ideas can be carried out within the period of study.
• To guide students in the acquisition of any further theoretical and/or experimental skills needed to carry out these investigations.
• To promote the advanced learning and original scholarship, that students must carry out to establish and comprehend the relationship of their work to the wider field of knowledge.
• To advise students on the production of a successful thesis containing material worthy of publication.
• To encourage students to publish their work more widely, in international conferences and refereed journals.

...The PhD/EngD criteria are that the candidate must show ability to conduct original investigations, to test ideas, whether their own or others', and to understand the relationship of their work and its themes to a wider field of knowledge. A doctoral thesis should be a piece of work which a capable, well-qualified and diligent student, who is properly supported and supervised, can produce in three years of full-time study. It should exhibit substantial evidence of original scholarship and contain material worthy of publication.
Jika saya harus mensimplifikasi apa yang dilakukan selama PhD, maka akan saya tulis seperti ini:
Intinya, selama PhD anda harus menemukan sesuatu yang baru. Untuk menemukan itu, anda perlu melakukan penelitian. Untuk melakukan penelitian anda harus memiliki skill dan pengetahuan untuk meneliti, juga rancangan penelitian yang jelas. Untuk mendapatkan skill dan pengetahuan untuk meneliti, anda perlu mengikuti beberapa course yang sudah (atau pun belum) disiapkan oleh pihak kampus dan supervisor. Dan untuk mendapatkan rancangan penelitian yang jelas, anda harus menyusun rencana proposal. Mengikuti course dan menyusun proposal adalah aktivitas utama pada tahun pertama sampai kedua pada program PhD. Setelah itu, barulah bisa melakukan pengambilan data dan melakukan analisis.
Apa itu riset?
If I’m not misataken, saya pernah membaca di sebuah buku bahwa sampai saat ini tidak ada kesepakatan tentang apa definisi riset. Saya dulu pernah meng-copas definisi riset yang simpel dari sebuah blog. Berikut saya kutipkan secara langsung[3]:
...penelitian itu upaya tiada henti untuk menemukan sesuatu yang BARU dan BERGUNA. Baru artinya di seluruh dunia belum pernah ada yang melakukan seperti yang kita lakukan. Berguna artinya kita tahu hasil penelitian ini bakal dibuat apa nantinya, bukan sekedar untuk memuaskan keingintahuan saja.
Untuk bidang engineering, tidak perlu sampai menemukan rumus baru atau material baru. Yang umum dilakukan adalah menyusun metode baru untuk menghitung / mengukur sesuatu, memperbaiki metode yang sudah ada, menerapkan metode yang sudah ada untuk memecahkan kasus yang di seluruh dunia dari jaman Nuh sampai sekarang belum berhasil dipecahkan, atau combine two methods in a smart way...
Apa bedanya dengan S1 dan S2?
Gambar dan deskripsi singkat berikut saya temukan dari blog Matt Mights (di http://matt.might.net/articles/phd-school-in-pictures/), sangat baik untuk mendelineasi beda antara S1, S2, dan S3:

Imagine a circle that contains all of human knowledge:

By the time you finish elementary school, you know a little:

By the time you finish high school, you know a bit more:
With a bachelor's degree, you gain a specialty:
A master's degree deepens that specialty:
Reading research papers takes you to the edge of human knowledge:
Once you're at the boundary, you focus:
You push at the boundary for a few years:
Until one day, the boundary gives way:
And, that dent you've made is called a Ph.D.:
Of course, the world looks different to you now:
So, don't forget the bigger picture:
 

Keep pushing.
Tentang Keterikatan dengan supervisor
Tidak ada kurikulum/silabus yang harus anda ikuti selama program PhD. Yang menentukan apa yang harus dilakukan adalah anda dan supervisor anda. Peran supervisor sangat besar dalam proses PhD. Anda akan sangat intens berkomunikasi dengan supervisor sehingga akan menyebabkan keakraban. Karena akrab, anda akan sangat mungkin diminta untuk mengajar atau memberikan tutorial pada anak-anak S1. Supervisor jugalah yang paling menentukan apakah anda akan diterima melaksanakan sebuah program doktoral di sebuah kampus atau tidak. Kalau tidak ada yang bersedia menjadi supervisor anda, kampus tidak akan menerima.
Mengapa melanjutkan studi PhD?
Mereka yang memilih untuk melanjutkan PhD hampir bisa dipastikan adalah mereka yang akan menjadi peneliti, baik di universitas atau di lembaga riset lainnya. Atau jika ingin bekerja di perusahan swasta, bisa menjadi staf R&D. Sebenarnya ada saja PhD yang tidak menjadi itu semua, cuma persentasenya tidak seberapa.
Bagaimana menjalankan PhD?
Ada banyak sebenarnya modal yang harus anda miliki agar bisa menjalankan PhD. Namun saat ini yang terlintas oleh saya hanya satu: anda harus rajin membaca. Bila anda malas/memiliki kelainan sehingga tidak bisa membaca, sebaiknya pikir lagi untuk mengambil PhD. Karena PhD adalah  mencari/menemukan sesuatu yang baru, untuk menemukan/mencari itu anda harus tahu terlebih dahulu pengetahuan yang ada sekarang, sudah sampai dimana? Yang itu bisa dijawab hanya dengan banyak membaca.
Ragam PhD di Berbagai Negara
Di UK, untuk menyelesaikan program PhD butuh waktu 3-4 tahun. Sedangkan di USA, butuh waktu 5 tahun. Dan banyak negara yang merancang program PhD yang berbeda lagi. Setahu saya sekarang PhD hampir seluruhnya memiliki pilihan untuk full-time / part-time. Waktu yang saya sebutkan tadi adalah waktu untuk full-time. Jika anda mengambil program part-time, maka tinggal kalikan dua. Semisal di UK, untuk PhD part-time akan memakan waktu 6 tahun.

[1] 19:26 BST, 28 October 2014. Newcastle upon Tyne. Tulisan ini saya tulis beberapa pekan sebelum saya memulai program PhD, dan saya tambahi sedikit setelah saya menjalankan PhD sekitar dua minggu.
[2] Saking banyaknya saya tidak terlalu ingat dari mana saja sumbernya, karena itu apa yang saya tulis di sini tidak mencantumkan sumber kutipan secara rinci.