Plan Your Future![1]
if you fail to plan, then you plan to fail”- Harvey MacKay

Kenapa harus merencana?
Siapa pula yang tidak ingin dirinya sukses? Terlebih anda, pemuda yang baru mendapatkan gelar mahasiswa, tentu berharap apa yang akan anda dapati di perkuliahan nanti bisa membimbing anda untuk menggapai kesuksesan. Namun tentu anda sadar pula bahwa kesuksesan bukanlah sesuatu yang didapat dengan mudah atau bisa datang dengan sendirinya. Jangan kira dengan menjalani kuliah semata lalu ketika anda lulus kesuksesan akan menghampiri anda dengan sendirinya. Tentu dibutuhkan usaha, kerja keras, dan ketekunan yang berproses panjang yang semuanya tersebut harus anda rencanakan sejak awal.

Tidak bergantung pada keberuntungan semata
Berbicara tentang kesuksesan dan perencanaan, mungkin anda pernah bepikir, “apa benar untuk menggapai kesuksesan harus dengan perencanaan? Bukankah ada contoh kasus yang menunjukan kesuksesan bisa dicapai tanpa perencanaan?” Yah, anda benar. Memang ada contoh kasus yang menunjukan kesuksesan bisa diraih tanpa perencanaan. Tapi tidakkah anda sadar, apa gerangan yang menyebabkan mereka mendapat kesuksesan itu? Jawabannya tiada lain adalah keberuntungan. Tiada masalah manakala seseorang mendapatkan kesuksesan karena keberuntungan. Tapi pertanyaannya, apakah setiap orang bisa mendapatkan keberuntungan untuk menggapai kesuksesan? Tentu tidak. Keberuntungan hinggap di siapa saja yang ia hendaki dan bukanlah sesuatu yang bisa diusahakan. Namun, perencanaan adalah sesuatu yang bisa diusahakan oleh setiap orang yang menghendakinya. Maka, tidak semua orang memiliki peluang sukses dengan keberuntungan, namun setiap orang memiliki peluang untuk mencapai kesuksesan dengan cara merencana. Terlebih bagi anda yang baru akan memasuki bangku perkuliahan, peluang mencapai kesuksesan itu lebih besar jika anda mau merencana hidup anda di permulaan ini.

Mengurangi peluang kegagalan
Dalam upaya mencapai kesuksesan, tak jarang terdapat hambatan-hambatan yang menghadang.  Bahkan tak jarang pula harus mengalami kegagalan terlebih dahulu. Tentu anda sadar, waktu hidup di dunia ini terbatas. Lalu apakah anda ingin waktu yang terbatas itu hanya dipenuhi langkah-langkah trial and error? Tentu saja tidak. Mungkin anda juga berpirkir “Realitanya, banyak orang yang telah merencana mengalami kegagalan.” Yah, that’s right! Akan tetapi, pikiran anda tersebut bukan alasan untuk tidak merencana. Sewajarnya anda berfikir, “Jika dengan perencanaan saja gagal, lalu bagaimana lagi jika tanpa perencanaan?” Bahkan Harvey MacKay  berani berkata “if you fail to plan, then you plan to fail”. Maka merencanalah untuk mengurangi peluang kegagalan.

Untuk muara dan sungai kehidupan yang lebih jelas
Perencanaan adalah alat bagi anda untuk menentukan goal dan means. Merencana goal berarti merencanakan muara hidup anda, apa kiranya tujuan anda setelah anda berkuliah nanti? Menjadi pengusaha? Menjadi karyawan? Atau apa? Jika muaranya telah jelas, anda akan bisa menentukan sungai mana yang akan anda lalui untuk mencapai muara tersebut? Bagaimana cara (means) untuk mencapainya? Sehingga jelas apa yang anda butuhkan untuk mencapainya dan kapan perlu dilakukan. Ibarat jika anda ingin melanjutkan studi S2 di luar negeri setelah selesai S1 maka anda harus menyiapkan bahasa Inggris, menjaga konsistensi nilai, mencari info tentang universitas yang akan dituju, dll sedini mungkin.

Merencana untuk memilih
Adalah sesuatu yang wajar jika anda memiliki banyak hal yang ingin dilakukan. Dan tentu banyak hal pula yang ingin anda capai. Darah muda yang masih mengalir pada diri andalah yang memicunya. Kenyataannya, tak jarang kesemua keinginan itu tak bisa terpenuhi dalam waktu yang bersamaan. Maka untuk menentukan prioritas mana yang akan dilakukan dan mana yang akan dicapai terlebih dahulu, lakukan perencanaan. Dan jika pun anda telah menetapkan apa yang akan dicapai, tentu banyak alternatif cara untuk mencapainya, alternatif mana yang anda pilih? Dengan perencanaan anda akan bisa mempertimbangankan plus minus masing-masing alternatif.

Merencana untuk mengalokasikan sumber daya
Setiap orang memiliki sumberdaya, baik itu dalam bentuk finansial, tenaga, waktu, pikiran, dll. Dengan merencana, anda akan bisa mengalokasikan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan anda (kesuksesan). Berapa dana yang anda butuhkan? Berapa waktu yang anda butuhkan, dst. Dengan begitu anda akan bisa mengatur irama langkah anda, kapan kirannya akan berlari? Kapan kiranya akan berjalan santai? Sehingga sumberdaya yang ada tidak termanfaatkan secara sia-sia.

Lalu, bagaimana cara merencana yang baik?
Jika anda telah sepakat bahwa perencanaan itu memang penting adanya, lalu muncul pertanyaan, bagaimana cara merencana yang baik? Pada dasarnya seseorang memiliki naluri bawaan untuk merencana dan baik tidaknya perencanaan selain bergantung pada seni merencana seseorang, juga bisa di asah dengan belajar dari sumber/orang lain. Berikut langkah-langkah umum yang penting untuk dilakukan dalam merencana:

Tulis grand design, master plan, hingga action plan
Ibarat anda ingin mencapai lantai tertentu di sebuah gedung, anda tidak bisa serta merta bertranformasi ke lantai tersebut. Tentu anda harus melewati lantai-lantai yang ada dibawahnya terlebih dahulu dan antar lantai tersebut pun anda juga harus menaiki anak-anak tangga terlebih dahulu. Maka begitulah dalam anda merancang kehidupan anda setelah kuliah, buatlah dari rencana besarnya (grand design). Lalu rencanakan fase-fase yang akan anda lakukan untuk mencapai rencana besar tersebut (master plan) untuk kemudian anda rinci lebih lanjut menjadi rencana aksi (action plan).

Belajar dari orang lain
Carilah contoh orang yang telah mendahului anda dalam upaya mencapai tujuan yang sama dengan anda, baik orang itu sukses atau pun gagal. Pelajari dari orang tersebut kenapa ia sukses dan kenapa ia gagal.

Rencana dan target yang SMART
Buatlah rencana dan target yang SMART (specific, measurable, achieveable, realistic, timebound). Untuk itu, terlebih dahulu perlu anda kenali diri anda sendiri dan lingkungan anda dengan sangat baik. Salah satu caranya adalah dengan menganalisis SWOT (strength, weakness, oppurtunity, dan treat) diri anda. Lalu rencanakanlah apa yang akan anda lakukan dan akan anda capai dengan kemampuan dan peluang yang ada dan dengan pertimbangan kekurangan dan ancaman yang ada.

Plan B!
Dalam membuat rencana hidup anda juga perlu memikirkan langkah-langkah antisipatif, preventif, dan alternatif ketika rencana awal yang anda inginkan tidak berjalan sesuai harapan. Maka langkah apa yang akan diambil dalam kondisi tersebut? Buatlah Plan B!

Apa setelah perencanaan?
Yang pertama yang dilakukan setelah melakukan perencanaan tentu melaksanakan implementasi. Ketekunan dan konsistensi merupakan kunci utama di dalam mengimplementasikan rencana yang telah dibuat. Yang kedua, setelah melakukan implementasi, lakukanlah monitoring-evaluasi terhadap langkah-langkah implementasi yang telah dilakukan. Ukurlah tingkat ketekunan dan konsistensi anda, apakah sudah sesuai dan sejalan dengan yang direncanankan? Jika belum, maka lakukan analisis, apa penyebab ketidaksesuaian dan sejalanan tersebut. Yang terakhir, yang sangat penting untuk dilakukan adalah bertawakkal dan berdoa kepada Allah. Tahapan dari perencanaan-implementasi-monitoring-evaluasi adalah tahapan-tahapan usaha. Akan tetapi, usaha tentu  haruslah diiringi dengan tawakkal dan doa kepada Allah. Siapa lah manusia? Sekeras dan sehebat apapun usaha yang telah dilakukan, tiada akan berguna tanpa izin dan ridho dari Allah. Bukankah orang yang berusaha saja tanpa berdoa adalah orang yang sombong? Bukankah orang yang berdoa saja tanpa berusaha adalah orang yang malas? Adapun orang yang berhasil adalah orang berusaha dan juga berdoa kepada Allah. Kolaborasi usaha dan doa insya Allah akan berbuah keberhasilan.

So, Plan Your Future! Implementasikan dengan ketekunan penuh! Insya Allah, kesuksesan itu akan anda dapati.



[1] Ditulis oleh Muhammad Rezki Hr untuk diterbitkan di Koran Uleennuha, edisi 3, T.A 2012/2013.